Lokasi Mancing |
: |
Teluk Balikpapan – Selat Makassar |
|
Tanggal |
: |
9/22/2012 |
|
Pemancing |
: |
Syahrin, Ramli, Siti dan Hendra Gimby |
|
Spot Mancing |
: |
Rumpon dan Karang rahasia kapten |
|
Kapal |
: |
Ambo – BP |
|
Kapten kapal |
: |
Elang |
|
Tehnik |
: |
Full Bottom Fishing |
|
Umpan |
: |
Full Ikan Layang |
|
|
|
|
|
Hasil
mancing : Kakap Merah (Bambangan), Kuwe (Trevally), dan Kerapu |
Sudah lama saya merindukan mancing dasaran di Balikpapan yang terkenal dengan kerajaan
Bambangan, si kakap merah dengan mulut lebar, setelah beberapa bulan meninggalkan
Balikpapan ke Jakarta karena tugas kerja. Kordinasi dilakukan dengan “angler pensiunan”
Balikpapan, maka diputuskan untuk turun melaut di hari Sabtu akhir bulan Sep 2012 sambil
berharap angin selatan yang membawa galur dan ombak besar di selat Makassar sudah
menjauh. Segera para pensiunan mencari kapal yang cocok buat mengundang saya dan Siti adik
saya ber reuni dan mewakili team Tartar untuk memancing dasar di Balikpapan dipilihlah kapal
dari Balikpapan Permai, Ambo.
Singkat cerita, pagi jam 06 WIT kami siap di jembatan ambruk di BP untuk loading barang, es,
dan umpan. Angin selatan yang diharap sudah pergi ternyata masih menyisakan ekornya, karena
sudah datang jauh2 maka kami tetap berangkat walau angin selatan asyik bertiup. Benar saja
beberapa puluh meter keluar muara galur dan ombak lumayan besar kami rasakan, kebetulan
windfinder meramalkan hal yang sama, 80 cm !!!. Perjalanan yang biasanya ditempuh 2 jam,
sekitar 17 mil, kali ini terpaksa molor karena kapten harus mengimbangi ombak yang lumayan
tinggi dan kapal berjalan agak lambat. Kami gunakan waktu “luang” untuk mempersiapkan artilery
masing2, Pak Syahrin siap dengan gaya nelayan “hand line” sedangkan Pak Ramli, Siti dan saya
menyiapkan rel dan joran, waktu selebihnya masih bisa meluruskan punggung diatas dek kapal.
Spot – 1
Seputaran Platform Sepinggan (Chevron)
Kapten mengaku sudah 5 tahun “menanam” rumpon dasar disini, dan diperbarui tiap 3 bulan,
kedalaman air sekitar 40 – 60 meter, karena sampai lokasi sudah molor kami tidak menyia-
nyiakan waktu lagi, potong2 umpan dan Boom … pesta mancing dasaran segera dimulai.
Sepertinya ikan kakap merah dibawah sana sudah kelaparan karena jarang pemancing turun
di Balikpapan pada bulan Juli-Agustus dan September karena angin selatan selalu membawa
ombak yang membuat pemancing tidak bias asyik memancing. Begitu pemberat kami sampai
dasar, segera sang kakap menyambar dan hook-up harus cepat dilakukan, di ikuti tarikan dan
gulungan keatas … bila terlalu cepat ikan bisa gagal decompressi hingga sampai atas matanya
melebar dan lambungnya tertekan keluar, maka setelah hook-up perjalanan keatas dilakukan
dengan ritme sedang namun teratur agar main line tidak kendor, namun ikan bisa “mulus”
sesampai diatas.
Pak Syahrin dan Pak Ramli menempati bilangan belakang kapal, saya dan Siti di depan. Kami
berempat bergiliran menaikkan kakap merah dengan tanpa selang waktu lama. Beberapa
ekor 2 - 4 kg membawa keasyikan tersendiri karena perlawanannya. Tapi ikan2 dibawah 2
kg memberikan kami sedikit rileks agar tidak kelelahan “menimba” kakap. Ombak yang tinggi
membuat kesulitan tersendiri karena goyangan kapal yang tidak terduga membuat kami harus
bekerja ekstra dalam membawa ikan, memasukkannya kedalam cooler, dan juga olah umpan
memotong dan memasangnya dengan sempurna. Management umpan yang baik meningkatkan
kemungkinan mendapat ikan dalam mancing dasar dan mengoncer, para nelayan ditiap daerah
punya trik khusus dalam mengatur umpan termasuk mengikat mata kail yang loose dan fleksibel
sehingga umpan selalu bergerak bebas bila dilewati arus dan hal ini sering mengecoh ikan
dibanding ikatan snell original yang memuat umpan kaku saat dilewati arus.
Setelah 2 jam kakap mulai sepi, trak terasa sudah jam 11, arus mulai berubah lemah dan
kemungkinan ini penyebab ikan predator malas berburu, perhitungan aktifitas solunar ikan
menunjukkan jam 14 sampai 16 ikan akan aktif untuk makan lagi, waktu yang ada digunakan
untuk pindah lokasi spot berikutnya, sambil ABK menyiapkan makan siang kakap merah segar
kuah kuning …nyam…nyam
Spot -2
Masih di seputaran Platform Sepinggan
Sesampai di spot kedua kira-kira berjarak 1 mil dari spot pertama, makan siang belum selesai,
dan perut kami yang kenyang menyebabkan sedikit malas bergerak. Ikan2 predator besar
dibawah sepertinya tertular kemalasan kami, hasil kami di spot ini nihil ikan besar, hanya kuniran,
kerapu dan kurisi sekilo isi 3 yang berhasil diangkat, kaptenpun geleng2 kepala dan bertanya
dalam hati “kemana ikan2 penghuni rumpon kedua ini melarikan diri” ?? Segala gaya mancing
dasar telah dipakai namun tidak mampu memikat para predator untuk makan lahap lagi.
Karena cooler box baru terisi separo dan ikan mulai malas, setelah berusaha mati-matian
selama 2 jam akhirnya kapten memutuskan untuk pindah lagi kearah tenggara dari spot kedua
ini. Jangkar diangkat dan tancap gas, kapal dengan mesin diesel dua set Dong Feng 26 Hp ini
melaju ke spot berikutnya
Spot -3
Batu 21
Spot ini asalnya batu karang yang tidak begitu besar, namun diseputaran batu asli di
tenggelamkan banyak rumpon dasar berupa kayu api-api, daun nipah-nipah, bamboo, dan
karung berisi pasir. Pernah juga ban-ban mobil diikat dan di tenggelamkan disini. Alhasil ikan-
ikan kecil banyak berkumpul dan ”berdomisili” untuk bertelur, existnya ikan kecil ini menarik
predator yang lebih besar tanpa harus jauh2 mencari kesana-kemari. Jadilah rumpon ini habitat
bagi berbagai jenis ikan dengan berbagai ukuran pula. Bila sang nelayan cukup kreatif dibuatlah
rumpon bersusun keatas dengan menggunakan tali, sehingga jenis ikanpun makin beragam
tidak hanya ikan penghuni dasar, namun ikan kecil specialis penghuni tengah kedalaman seperti
layang, timbang, dan kembung berkumpul mengerumuni rumpon tengah yang diikat kedasar.
Ikan kecil inilah yang terkadang menarik bill-fish, barracuda, bahkan tuna kalau lagi beruntung.
Jarak spot ini dari Spot kedua sekitar 6 mil, kapal yang mampu berlari 9 mil per jam, karena
ombak besar membutuhkan waktu satu jam, jam sudah menunjukkan pukul 15, waktu yang pas
buat mancing mengingat perhitungan solunar yang menunjukkan saat aktif makan ikan adalah
pukul 14 sampai 16. So … Let’s get ready for a rhumble ….
Mancing dasar dimulai lagi dengan semangat baru … kali ini Pak Syahrin dan Pak Ramli pindah
kedepan kapal, sedangkan saya dan Siti ada dibelakang, saya mendahului strike yang lumayan
besar, namun karena saya memakai artileri berat, gulungan mantab mudah saja dilakukan
setelah didahului hook-up, ikan tidak berdaya dan mengikuti gulungan rel okuma classic XT,
cukup 5 menit ikan sudah kelihatan diatas seputaran kapal, ternyata Kerapu loreng, ABK
membantu mengangkatnya, timbangan menunjukkan 5 kg …lumayan.
Didepan kapal bapak2 pensiunan mendapat kuwe GT dan kuwe batu dengan ukuran 2 kg-
an , beliau mengangkat beberapa kali ikan jenis ini, ikan kuwe didasar laut menyukai batu dan
kemungkinan hidup berkelompok, jadi kapal pas parkir dekat dengan kelompok kuwe yang
sedang mencari makan. Dekat jam 17, tiba2 reel yang dipakai Siti berderit kencang tanda
disambar sesuatu yang lumayan besar, rel okuma epixor dengan 10 ball bearing adalah rel yang
sangat bisa diandalkan menarik beban2 berat seperti ini, jadi kami menggolongkanya sebagai
artillery berat, pertarunganpun dimulai … Joran Eupro Turbo Jig PE-5 melengkung tajam …
Semua bersorak memberi semangat …ikan besar …Drag sudah diset 2/3 dari drag mati 10
kg atau 20 lbs …namun kadang PE masih tertarik keluar, tarik ulur yang dicari dan ditunggu
semua pemancing sedang terjadi … setelah 15 menit sosok kakap merah besar terlihat …ABK
membantu menaikkanya keatas kapal …6 kg di weight scale … mantabs.
Trip diakhiri dan kita pulang ke Balikpapan dengan senyum dan rasa syukur yang mendalam,
dimana dengan angin selatan dan ombak besar masih bisa membawa hasil yang sangat bagus,
meski kepala lumayan merasa berputar-putar sesampainya didarat.
Salam Strike,
Syahrin, Ramli,
Siti dan Hendra Gimby |